About Me

Foto saya
Yesterday is HISTORY Tomorrow is MYSTERY But today is a GIFT
RSS

KOTA, KITA, DAN KERETA



Bagi warga kota, transportasi massal seperti kereta kerap menjadi senjata sejuta umat untuk bertempur melawan jarak yang ramah kondisi kantong. Apalagi saat si Komo lewat, menempuh jalanan dengan transportasi massal terkadang lebih menghibur dibandingkan dengan menyetir kendaraan pribadi yang bisa sangat melelahkan tubuh dan pikiran. Seorang rekan pernah bilang, “Naik kereta lalu melihat jalanan macet, rasanya seperti kemenangan kaum proletarian atas kaum kaya.”

Tetapi Randy Kennedy, wartawan New York Times yang selama tiga tahun menelisik seluk-beluk dunia subway di New York, justru melihat kereta bukan sekadar jembatan pergi-pulang. Baginya, kereta telah menjelma menjadi ruang publik yang mempertemukan dan mendekatkan masyarakat dari berbagai latar. Bahkan dekat secara harafiah.

“Kereta membuat kita duduk bersama. Juga berdiri bersama,” ungkapnya lugas. “Setiap hari, pengguna kereta menemukan dirinya berjarak satu inci dari orang-orang yang untuk tinggal di kompleks yang sama pun mereka enggan.”

Walaupun objek penelitiannya berada di belahan bumi lain, saya merasa pernyataannya sangat relevan bagi kota Jakarta dan kota-kota satelit di sekitarnya. Bukankah waktu dan kesibukan kita tidak mengizinkan menikmati waktu di taman? Seandainya ketersediaan waktu pun tak jadi soal, bukankah ruang publik di kota yang seadanya membuat kita lebih memilih jalan-jalan di mal atau berdiam saja di rumah?

Bisa jadi kemudian, bagi warga kereta, pengalaman menuju ke satu tempat dengan kereta menjadi satu dari sedikit kesempatan untuk bersinggungan dengan orang lain. Jika meminjam kata-kata Avianti Armand, penulis buku “Negeri Para Peri”, di sebuah tulisannya di majalah, “Berhimpitan dengan itu semua: wajah-wajah yang nyata. Wajah-wajah dengan bau keringat dari perjuangan mempertahankan hidup, atau sejengkal tempat untuk hidup.”

“Wajah-wajah lelah namun penuh harap orang-orang yang pulang kerja selepas senja. Dengan mata yang percaya bahwa besok bisa lebih baik”. Ya, kita bercermin melalui orang lain.

Sebuah teori mengatakan, seseorang menjaga jarak kontak terhadap orang lain sekitar 30-120 cm. Di kereta, teori itu tak berlaku. Para pengguna kereta berada di jarak intim, seperti suami-istri atau bahkan lawan bergulat. Mereka saling merasakan pandangan, bau, suhu tubuh, suara, nafas, bahkan sentuhan satu sama lain.

Dan di dalam kedekatan pengalaman tersebut, para pengguna kereta sebenarnya menyaksikan ruang publik yang sangat kompleks, yang juga sangat kaya. Kereta adalah panggung konser untuk band-band bermodalkan alat musik lengkap hingga para solois bermodalkan tape bersuara kresek, yang bisa dinikmati gratis bagi orang-orang yang tidak ingin memberi.

Kereta adalah pasar untuk  penjual buah, makanan, minuman, obat tikus, lem korea, pupuk tanaman, sarung telepon seluler, hingga tongkat pijat. Kereta adalah kamar tidur untuk para pekerja yang telah bekerja seharian. Kereta adalah toko buku-buku anak dan buku-buku religius, di samping juga ruang baca bagi mahasiswa rajin yang sekadar mengisi waktu luang — serta mahasiwa malas yang belum tuntas belajar.

Dan kereta juga menjadi tempat sampah bagi orang-orang yang tidak peduli kebersihan, sekaligus sumber rezeki bagi para pemulung.

Dunia kecil itu memang lebih dekat cacat daripada sempurna. Warga kereta pun lebih banyak mengeluh daripada memuji. Telat, lambat, pengap, panas, kotor, padat, sumpek, sempit adalah perbendaharaan kata sehari-hari warga kereta. Tetapi di balik itu semua, kereta adalah ruang publik yang masih ada di kota kita, yang darinya kita dapat bersinggungan dengan sesama. Juga belajar dari sesama.

“Dalam kereta. Hujan menebal jendela”, tutur Chairil Anwar dalam puisinya “Dalam Kereta”. Bait indah itu, saya percaya, bukan hanya lahir dari kepekaannya, tetapi juga dari pengalaman kaya ketika menaiki kereta.

http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/kota-kita-dan-kereta.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

POHON, DAUN, DAN ANGIN


DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal ?

POHON

Orang2 memanggilku "POHON" karena aku sangat baik dalam menggambar pohon.

AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku.

AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali...

Ada satu wanita yang sangat AKU cintai..tapi AKU tidak punya keberanian untuk mengatakannya. ..

Dia tidak cantik..tidak memiliki tubuh yang sexy..

Dia sangat peduli dengan orang lain..religius tapi..dia hanya wanita biasa saja.

AKU menyukainya. .sangat menyukainya. .

Gayanya yang innocent dan apa adanya..kemandirian nya..kepandaiann ya dan kekuatannya. ..

Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena...

AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku...

AKU takut...jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang...

AKU takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya. ..

AKU merasa dia adalah "sahabatku". ..

AKU akan memilikinya tiada batasnya...tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia...

Alasan yang terakhir..membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini...

Dia tau AKU mengejar gadis2 lain dan AKU telah membuatnya menangis selama 3 tahun...

Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya...

Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah..."lanjutkan saja" katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami.

Esoknya, matanya bengkak..dan merah...

AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis...

but AKU tertawa...bercanda dengannya seharian di ruang itu...

Di sudut ruang itu dia menangis...dia tidak tau bahwa AKU kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal.. .

Hampir 1 jam kulihat dia menangis disana....

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. ..

Pernah sekali mereka berdua perang dingin, AKU tau bukan sifatnya untuk memulai perang dingin...

Tapi AKU masih tetap bersama pacarku...

AKU berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget...

AKU tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku...

Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.. .

AKU tau dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tau bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia...

AKU juga sedih...

Ketika AKU putus dengan pacarku yang ke 5, AKU mengajaknya pergi...

Setelah kencan satu hari itu, AKU mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya...

Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali bahwa dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku...

AKU cerita tentang putusnya AKU dengan pacarku...

Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang...

AKU tau pria itu...dia sering mengejarnya selama ini...Pria yang baik, penuh energi dan menarik...

AKU tak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku, AKU hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya...

Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan AKU tidak dapat menahannya.. .

Seperti ada batu yang sangat berat didadaku...AKU tak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apadaya...

Air mataku mengalir, dan tak terasa aku menangis karenanya...

Sudah sering AKU melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya. ..

Handphoneku bergetar...ada sms...SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis...

SMS itu berbunyi,"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

DAUN

AKU suka mengoleksi daun-daun, kenapa?

Karena AKU merasa bahwa DAUN untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan.

Selama 3 thn AKU dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi "Sahabat".

Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya...

AKU mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya - CEMBURU...

Perasaan di hati ini tidak bisa digambarkan dengan menggunakan Lemon.

Hal itu seperti 100 butir lemon busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan...

Ketika mereka putus, AKU menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya.

Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi...

AKU menyukainya dan AKU tau bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya?

Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?

Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih...

Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa...

AKU mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan...

Tapi..mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman?

Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati...AKU tau kesukaannya.

..kebiasaannya. ..

Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui...

Kau tidak mengharapkan AKU seorang wanita untuk mengatakannya bukan ?

Diluar itu, AKU mau tetap disampingnya. ..memberinya perhatian...

menemani. ..dan mencintainya. ..

Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku. ..

Hal itu seperti menunggu telephonenya tiap malam...mengharapka n mengirimku SMS...

AKU tau sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untuk ku...

Karena itu, AKU menunggunya. ..

3 tahun cukup berat untuk kulalui dan AKU mau menyerah...Kadang AKU berpikir untuk tetap menunggu...

Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini...

Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku.. .setiap hari dia mengejarku tanpa lelah...

Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku...

AKU berpikir...apakah aku ingin memberikan ruang kecil di hatiku untuknya ?!..

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon...

Akhirnya, AKU sadar bahwa AKU tidak ingin memberikan Angin ini ruang yang kecil di hatiku...

AKU tau Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ketempat yang lebih baik...

Akhirnya AKU meninggalkan Pohon...tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal...

AKU sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku...

"DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

ANGIN

AKU menyukai seorang gadis bernama Daun...

karena dia sangat bergantung pada Pohon..jadi aku harus menjadi ANGIN yang kuat...

Angin akan meniup Daun terbang jauh...

Pertama kalinya..AKU melihat seseorang memperhatikan kami...

Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman2nya memerhatikan Pohon...

Ketika Pohon berbicara dengan gadis2, ada cemburu di matanya...

Ketika Pohon melihat ke arah Daun, ada senyum di matanya...

Memperhatikannya menjadi kebiasaanku. ..seperti daun yang suka melihat Pohon.

Satu hari saja tak kulihat dia...AKU merasa sangat kehilangan.. .

Di sudut ruang itu, ku lihat pohon sedang memperhatikan daun...

Air mengalir di mata daun ketika Pohon pergi...

Esoknya...Ku lihat Daun di tempatnya yang biasa, sedang memperhatikan Pohon...

AKU melangkah dan tersenyum padanya...Kuambil secarik kertas..kutulis dan kuberikan padanya...

Dia sangat kaget...

Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku...

Esoknya...dia datang...menghampir iku dan memberikan kembali kertas itu...

Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon.

AKU melihat kearahnya... kuhampiri dengan kata2 itu...

Sangat pelan...dia mulai membuka dirinya dan menerima kehadiranku dan telp ku...

AKU tau orang yang dia cintai bukan AKU...tapi AKU akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku.. .

Selama 4 bln, AKU tlah mengucapkan kata Cinta tidak kurang dari 20x kepadanya...

Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan. ..tapi AKU tidak menyerah...

Keputusanku bulat....AKU ingin memilikinya. ..dan berharap dia akan setuju menjadi pacarku....

Aku bertanya," apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas?

Mengapa kau selalu membisu?"

Dia berkata, "AKU menengadahkan kepalaku"...

"Ah?" Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar...

"Aku menengadahkan kepalaku" dia berteriak...

Kuletakkan telephone... ...melompat. ...berlari seribu langkah...ke rumahnya...

Dia membuka pintu bagiku...Ku peluk erat-erat tubuhnya...


"DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?"

www.MichaelYamin.net

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

LOVE AND TIME


Once upon a time, there was an island where all the feelings lived: Happiness, Sadness, Knowledge, and all of the others, including Love. One day it was announced to the feelings that the island would sink, so all constructed boats and left. Except for Love.

Love was the only one who stayed. Love wanted to hold out until the last possible moment.

When the island had almost sunk, Love decided to ask for help.

Richness was passing by Love in a grand boat. Love said,
"Richness, can you take me with you?"
Richness answered, "No, I can't. There is a lot of gold and silver in my boat. There is no place here for you."

Love decided to ask Vanity who was also passing by in a beautiful vessel. "Vanity, please help me!"
"I can't help you, Love. You are all wet and might damage my boat," Vanity answered.

Sadness was close by so Love asked, "Sadness, let me go with you."
"Oh . . . Love, I am so sad that I need to be by myself!"

Happiness passed by Love, too, but she was so happy that she did not even hear when Love called her.

Suddenly, there was a voice, "Come, Love, I will take you." It was an elder. So blessed and overjoyed, Love even forgot to ask the elder where they were going. When they arrived at dry land, the elder went her own way. Realizing how much was owed the elder,

Love asked Knowledge, another elder, "Who Helped me?"
"It was Time," Knowledge answered.
"Time?" asked Love. "But why did Time help me?"
Knowledge smiled with deep wisdom and answered, "Because only Time is capable of understanding how valuable Love is."

http://www.indianchild.com/love_and_time.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

THE PRAYING HANDS


Back in the fifteenth century, in a tiny village near Nuremberg, lived a family with eighteen children. Eighteen! In order merely to keep food on the table for this mob, the father and head of the household, a goldsmith by profession, worked almost eighteen hours a day at his trade and any other paying chore he could find in the neighborhood. Despite their seemingly hopeless condition, two of Albrecht Durer the Elder's children had a dream. They both wanted to pursue their talent for art, but they knew full well that their father would never be financially able to send either of them to Nuremberg to study at the Academy.

After many long discussions at night in their crowded bed, the two boys finally worked out a pact. They would toss a coin. The loser would go down into the nearby mines and, with his earnings, support his brother while he attended the academy. Then, when that brother who won the toss completed his studies, in four years, he would support the other brother at the academy, either with sales of his artwork or, if necessary, also by laboring in the mines.

They tossed a coin on a Sunday morning after church. Albrecht Durer won the toss and went off to Nuremberg. Albert went down into the dangerous mines and, for the next four years, financed his brother, whose work at the academy was almost an immediate sensation. Albrecht's etchings, his woodcuts, and his oils were far better than those of most of his professors, and by the time he graduated, he was beginning to earn considerable fees for his commissioned works.

When the young artist returned to his village, the Durer family held a festive dinner on their lawn to celebrate Albrecht's triumphant homecoming. After a long and memorable meal, punctuated with music and laughter, Albrecht rose from his honored position at the head of the table to drink a toast to his beloved brother for the years of sacrifice that had enabled Albrecht to fulfill his ambition. His closing words were, "And now, Albert, blessed brother of mine, now it is your turn. Now you can go to Nuremberg to pursue your dream, and I will take care of you."

All heads turned in eager expectation to the far end of the table where Albert sat, tears streaming down his pale face, shaking his lowered head from side to side while he sobbed and repeated, over and over, "No ...no ...no ...no."

Finally, Albert rose and wiped the tears from his cheeks. He glanced down the long table at the faces he loved, and then, holding his hands close to his right cheek, he said softly, "No, brother. I cannot go to Nuremberg. It is too late for me. Look ... look what four years in the mines have done to my hands! The bones in every finger have been smashed at least once, and lately I have been suffering from arthritis so badly in my right hand that I cannot even hold a glass to return your toast, much less make delicate lines on parchment or canvas with a pen or a brush. No, brother ...

for me it is too late."

More than 450 years have passed. By now, Albrecht Durer's hundreds of masterful portraits, pen and silver-point sketches, watercolors, charcoals, woodcuts, and copper engravings hang in every great museum in the world, but the odds are great that you, like most people, are familiar with only one of Albrecht Durer's works. More than merely being familiar with it, you very well may have a reproduction hanging in your home or office.

One day, to pay homage to Albert for all that he had sacrificed, Albrecht Durer painstakingly drew his brother's abused hands with palms together and thin fingers stretched skyward. He called his powerful drawing simply "Hands," but the entire world almost immediately opened their hearts to his great masterpiece and renamed his tribute of love "The Praying Hands."

The next time you see a copy of that touching creation, take a second look. Let it be your reminder, if you still need one, that no one - no one - - ever makes it alone!


Thankz a lot to my bestfriend that give me this beautifull story :)

http://www.indianchild.com/short_stories.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DEAR YOU


novel ini membawa kenangan tersendiri,
"dear you: for someone who's very lucky"
thankz for my beloved friends,
berkatmu, aku bisa mengeja indahnya tiap alunan kata dari "Dear You" :)


Untuk apa jauh-jauh lagi mencari, sementara dalam dirimu saja aku sudah menemukan alasan hidup: bahagia bersamamu.

Ini sudah benar dari awal. Aku mencintaimu tanpa tanda tanya.

DEAR YOU,
Buku ini dipersembahkan untuk cinta, demi cinta,dan kepada cinta. Ingat-ingatlah semua pagi yang kau syukuri karena masih bisa terbangun di sisinya, semua siang yang kau habiskan dengan merindukannya, juga malam-malam yang kau tutup dengan doa memohon kebahagiaannya.


turn up 20, 16.03.12

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CLOSE TO YOU


in our busy activities everyday, lets take a break for a while,
lets feel so fly,

by Dreamofolwin

Close to you I want to be
yes, for all eternity...
Wrapped forever in your arms,
lost completely to your charms.

~~~~~~~

Here I find such warmth and love,
and it takes me high above...
To a place I want to be,
where you and I share ecstasy.

~~~~~~~

Yes I love you, yea and more,
you have opened my hearts door.
Made a flame burn inside me,
close to you I want to be...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DON'T STOP NOW


Berikut adalah salah satu artikel yang saya dapat ketika browsing di internet,, tapi sayang saya lupa alamatnya,, hehehehe..

Alkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?”

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan.

“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?”.

“Ya,” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi. Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun. Tapi Aku tidak menyerah.

“Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.

“Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

Aku tak akan memberi cobaan yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku, “kata Tuhan kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”

“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu.”

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”

“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”

Hidup tidaklah sesederhana yang kita pikirkan. Apa yang menurut kita adalah ujung dari suatu perjalanan, ujung dari suatu usaha keras, mungkin bagi kehidupan dan bagi Yang Empunya Kehidupan bukanlah ujung, namun suatu tikungan tajam.

Di balik tikungan tersebut mungkin jalan yang dihadapi akan terjal dan berbatu-batu, sehingga kita makin yakin bahwa jalan sudah benar-benar berakhir.

Bersabarlah, tiap momen dalam kehidupan punya waktunya. Kita mungkin tidak tahu apa yang akan ada di ujung jalan yang aneh ini, namun percayalah bahwa tidak pernah ada hal yang sia-sia, semua itu ada manfaatnya.

Manusia tidak pernah tahu apa yang baik, tapi dia akan selalu mendapat yang terbaik untuknya pada waktu, tempat, dan kondisi yang tepat. Skenario besar selalu berbicara dan ada maksud di balik itu semua.

Dan kalau memang kita tahu ada peranan itu, sudahkah kita mempersiapkan diri dengan cukup untuk memainkannya dengan baik pada saatnya tiba nanti? Are we ready yet?

So, mari kita isi bensin untuk menjalani jalan yang mungkin berliku dan panjang ini. Bila kita lelah, mari beristirahatlah sejenak, tapi jangan berhenti sekarang, Don’t stop now! Everything will be beautiful at the right time…:)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS